Blora-Jatengpers.com-Bupati H. Arief Rohman membuka Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik sekaligus Pencanangan Gerakan Masyarakat Memanfaatkan Kotoran Hewan untuk Kompos di balai Desa Sarimulyo, Kecamatan Ngawen, Selasa (30/07/2024).
Dalam sambutanya Bupati mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Blora yang telah menginisiasi kegiatan ini dalam rangka mengawal pemberdayaan masyarakat desa dan kualitas penggunaan dana desa sekaligus berkolaborasi dengan dinas terkait dalam mewujudkan gerakan Pemanfataan kotoran hewan (kohe) untuk pembuatan pupuk organik seluruh desa di Kabupaten Blora.
“Terimakasih juga kepada Tenaga Pendamping Desa Kabupaten Blora yang telah berkomitmen penuh bersama Pemerintah Kabupaten Blora untuk turut berupaya mewujudkan pemberdayaan dan kemandirian masyarakat desa di Kabupaten Blora,” ucap Bupati.
Menurut Bupati pelatihan ini tentu sangat positif bagi masyarakat, terlebih sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat dan menyikapi keterbatasan ketersediaan pupuk di Kabupaten Blora, pelatihan pembuatan pupuk organik ini sangatlah penting.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan limbah kotoran hewan menjadi pupuk kompos yang berguna bagi pertanian kita. Dengan demikian, kita tidak hanya mengatasi masalah keterbatasan pupuk, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mewujudkan ketahanan pangan,” terang Bupati.
Oleh sebab itu, orang nomor satu di Blora ini berharap melalui kegiatan program pupuk organik ini terus bisa dilakukan secara berkelanjutan, sehingga nantinya kita sudah tidak bergantung lagi terhadap pupuk kimia yang sangat terbatas dan secara jangka panjang berdampak buruk terhadap lingkungan.
“Dengan memanfaatkan kotoran hewan untuk pembuatan pupuk organik mari kita wujudkan ketahanan pangan kabupaten blora yang berkelanjutan,” imbuhnya.
Tak hanya itu, Bupati juga minta kepada para pendamping desa untuk turut mensosialisasikan dan memanfaatkan digitalisasi GESEKU yang kemarin sudah kita launching bersama agar informasi mengenai sejuta kotak umat di seluruh desa bisa terpantau, sehingga nantinya pemerataan bahan baku pupuk organik terdistribusi dan dimanfaatkan dengan efektif dan efisien.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Blora, Yayuk Windrati yang diwakili, Puspo Kuncoro Subkoodiator, penataan, pengembangan dan Pengelolaan Keuangan Desa mengatakan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan limbah kotoran hewan menjadi pupuk kompos yang berguna bagi pertanian kita.
“Dengan demikian, kita tidak hanya mengatasi masalah keterbatasan pupuk, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mewujudkan ketahanan pangan,” harapnya.
Koordinator Tenaga Ahli Pendamping Desa Kabupaten Blora, Nur Faizin mengatakan, GEMA MBAKO merupakan implementasi program ketahanan pangan Dana Desa yang disinergikan dengan program pengembangan pertanian organik Pemkab Blora.
“Ketahanan Pangan adalah amanat Permendesa PDTT Nomor 13 Tahun 2023 Tentang Fokus Penggunaan Dana Desa 2024”, ujarnya.
Diungkapkan, program GEMA MBAKO meliputi kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos dari bahan kotoran hewan, pengadaan bank pupuk kompos dan sosialisasi pemanfaatan kompos kepada masyarakat.
“Untuk fasilitasi kegiatan lounching kita bersinergi dengan Dinas PMD, pelatihan bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan praktisi pertanian organik dari NGO. Sedangkan sosialisasi kita melibatkan Pendamping Desa se Kabupaten Blora,” ungkap Faizin.
Faizin menambahkan, GEMA MBAKO akan dilaksanakan di 271 desa dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Blora. Dengan menggunakan sumber anggaran Dana Desa Tahun 2024.
“Kegiatan akan dibagi menjadi dua gelombang sesuai tahap pencairan Dana Desa. Untuk hari ini pembukaan dan launching pelatihan dipusatkan di Desa Sarimulyo Kecamatan Ngamen dan diikuti secara daring oleh 271 desa se Kabupaten Blora”, imbuhnya.
Pada kesempatan ini Bupati Juga meresmikan diresmikannya Kantor Kepala Desa Sarimulyo. Ini merupakan salah satu kantor desa yang pembangunannya bersumber dari dana Pendapatan Asli Desa (PADes).
Luar biasa, ini bisa dijadikan contoh kepada desa lainnya, pemdes bisa mengelola sedemikian rupa PADes nya sehingga bisa digunakan untuk membangun kantor desa.
Sumber : Humas Pemkab