Lombok Tengah, NTB, Jatengpers – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, keberadaan Museum MotoGP “Pertamina MotoGP Experience Gallery” di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok Tengah, NTB, memperkuat posisi kawasan Mandalika sebagai destinasi balap kelas dunia.
“Kehadiran museum ini tidak hanya memperkuat posisi Pertamina Mandalika International Circuit sebagai destinasi balap kelas dunia tetapi juga sebagai pusat edukasi dan informasi sejarah perkembangan dunia balap motor,” ujar Nicke di Lombok Tengah, NTB pada Minggu, 29 September 2024.
Menurut perempuan yang dinobatkan menjadi salah satu dari 50 perempuan tertangguh di dunia tahun 2020 versi Majalah Fortune itu, tujuan dari keberadaan Pertamina MotoGP Experience Gallery sejalan dengan visi Pertamina.
Pertamina, Nicke melanjutkan, tidak pernah meninggalkan komitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia termasuk di sektor pariwisata dan olahraga.
Menurut dia, hadirnya Pertamina MotoGP Experience Gallery menjadi momen bersejarah karena bangunan itu merupakan museum MotoGP pertama di dunia.
Baca Juga: Demi Kejayaan Sepak Bola Batang, Fauzi Fallas Siap Hidupkan Kembali Persibat
Adapun Pertamina MotoGP Experience Gallery diresmikan pada Sabtu (28/9) oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Injourney Tourism Development Corporation/ITDC) dan PT Pertamina (Persero).
Direktur Utama ITDC Ari Respati, mengungkapkan bahwa galeri MotoGP itu akan menjadi warisan penting bagi dunia otomotif khususnya MotoGP dan daya tarik wisata di NTB khususnya di Kabupaten Lombok Tengah.
“Museum ini akan menjadi ikon baru yang tidak hanya menarik wisatawan global tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional melalui industri pariwisata dan kegiatan olahraga berskala internasional. Kehadiran PT Pertamina sebagai sponsor utama merupakan wujud dari kontribusi dan kolaborasi bersama dalam memperkuat citra Indonesia di panggung internasional,” tutur Ari.
Pertamina MotoGP Experience Gallery terdiri atas beberapa ruangan di mana yang utamanya asalah South Gallery dan North Gallery.
South Gallery merupakan ruang serbaguna yang berkapasitas maksimal 50 orang. Sementara North Gallery menjadi ruang yang menyajikan wawasan dan pengalaman soal MotoGP.
Di North Gallery terdapat sudut bernama “Up-to 366.1 Kilometers per Hour” di mana pengunjung dapat merasakan secara visual kecepatan motor para pembalap MotoGP.
Kemudian, tepat di baliknya, ada bagian “Kids Corner” yang ditujukan khusus untuk anak-anak. Di tiitk yang merupakan intellectual property (IP) dari Dorna ini, anak-anak dapat mewarnai secara virtual.
Selanjutnya ada galeri “Safety Behind The Wheels” yang memamerkan memorabilia asli milik pembalap seperti pakaian balap, pelindung dan lain-lain.
Lalu ada area “Beyond the Circuits” yang membuat pengunjung dapat melihat suasana di dalam paddock secara virtual.
Setelah itu, ada sektor “The Frontrunners (Pertamina)” yang terdiri dari tiga bagian yaitu Pertamina & Motorsport yang memperlihatkan sejarah keterlibatan Pertamina dalam perkembangan industri motorsport di Indonesia.
Kedua ada Pertamina Lubricants, yang menyoroti inovasi Pertamina dalam produk pelumas dan Pertamina Enduro VR46.
Pengunjung juga dapat memahami tantangan unik Sirkuit Mandalika melalui area “The Twists and Turns” serta melihat perjalanan pembangunan sirkuit dan budaya lokal di “Brief History of Mandalika & MotoGP”.
Baca Juga: Respons Jokowi soal 44 Kementerian Bentukan Prabowo: Hak Prerogatif
Sementara itu, di “The Lane of Fame”, masyarakat dapat menyaksikan para pembalap yang berlaga di Pertamina Grand Prix of Indonesia serta momen-momen bersejarah MotoGP.
Pertamina MotoGP Experience Gallery akan dibuka untuk umum sehingga semua penggemar MotoGP dapat merasakan pengalaman lebih dekat dengan dunia balap MotoGP.
“Kami percaya bahwa dengan integrasi antara infrastruktur kelas dunia, kegiatan internasional dan komitmen pada keberlanjutan, Pertamina Mandalika International Circuit dan Pertamina MotoGP Experience Gallery ini akan menjadi katalis untuk pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia,” ujar Ari Respati. (ant/jey)