Program Budidaya Anggrek SMK N 1 Batealit Hasilkan Spesies Baru yang Diakui Internasional

Program Budidaya Anggrek SMK N 1 Batealit Hasilkan Spesies Baru yang Diakui Internasional

Jepara-Jatengpers.com-Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Batealit berhasil membuat spesien anggrek baru bernama SMK Batealit Shines, yang merupakan persilangan antara anggrek jenis Dendrobium Aries dan Vanda a Leiden.

Hal itu disampaikan guru SMK N 1 Batealit Ayu Megawati, yang menjadi pendamping siswa dalam pembudidayaan anggrek, saat ditemui di sekolahnya, Selasa (19/11/2024). Menurutnya, spesies anggrek baru tersebut juga telah memperoleh registrasi, dari Royal Horticultural Society (RHS) Inggris.

Ayu menyampaikan, SMK N 1 Batealit menjadi salah satu sekolah pertama di Jepara, yang memiliki program budidaya anggrek, yang diberi nama Jepara Orchid. Tanaman anggrek dipilih karena menjadi salah satu tanaman hias, yang memiliki peminat dan pangsa pasar yang lebih besar.

“Salah satu fokus kita pada tanaman hortikultura dan tanaman hias, dan di situ kita ambil aglonema dan anggrek. Tetapi ternyata memang pangsa pasar lebih banyak peminatnya yang menyukai anggrek,” ujar Ayu.

Dalam proses budidaya, lanjut Ayu, peran guru hanya mendampingi dan mengarahkan siswa dari awal, Selebihnya yang sifatnya praktik, semuanya dilakukan siswa. Untuk pembibitan, pihaknya menggunakan teknik kultur jaringan dengan media agar-agar, dan yang ditanam berupa buah anggrek.

“Siswa melakukan kegiatan polinasi, kalau hasilnya polinasi sudah berbuah, berumur 3—4 bulan, selanjutnya nanti kita kulturkan atau kita inisiasi ke media tanam ke dalam botol, untuk keluar botol kurang lebih setahun,” ujarnya.

Disampaikan, beragam jenis anggrek yang dibudidayakan dalam kebun tersebut, antara lain anggrek jenis Dendrobium, Vanda, Phalaenopsis atau anggrek bulan, dan Cattleya.

Anggrek tersebut, imbuhnya, tidak sekadar dibudidayakan, tetapi juga diperjualbelikan ke masyarakat umum. Penjualan tak hanya dilakukan secara konvensional, tetapi juga pembeli dapat bertransaksi di toko daring, yang dikelola langsung oleh siswa.

“Untuk yang promosi juga siswa sendiri, ada yang jualan lewat marketplace di berbagai media sosial, bahkan ada yang sampai promosi lewat fitur streaming online shop,” tuturnya.

Ayu menuturkan, rata-rata penjualan anggrek setiap bulannya sekitar kurang lebih 5 puluhan anggrek. Akan tetapi, menjadi tantangan saat musim kemarau tiba, karena peminat anggrek tidak banyak seperti saat musim penghujan, sehingga penjualan mengalami penurunan.

“Kami juga bermitra dengan salah satu perusahaan di Semarang, siswa juga melaksanakan praktik kerja industri di sana. Ketika mereka mendapatkan order bibit anggrek dalam botol dalam jumlah banyak, kita yang mengkulturkan,” paparnya.

Siswa jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) SMK N 1 Batealit, Jazhumi menuturkan, menanam anggrek memiliki keseruan tersendiri di dalamnya. Tak hanya itu, dirinya juga senang belajar tentang budidaya anggrek, karena tidak semua sekolah memiliki keahlian khusus, yang menawarkan materi tentang kultur jaringan, khususnya pada tanaman-tanaman hias.

Sumber : Humas Pemkab