Jateng-Jatengpers.com-Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah meluncurkan “SiLebah Emas”, atau Sistem Informasi Layanan Elektronik Bantuan Hibah dan Bantuan kepada Masyarakat. Lewat inovasi itu, dapat memangkas proses pengajuan hibah, dari yang dulu seminggu, kini cukup dua hari.
Kasubbag Program DLHK Jateng, Teguh Santosa mengatakan, SiLebah Emas adalah pengembangan dari aplikasi Sikajeng, atau Sistem Informasi Kehutanan Jawa Tengah. Untuk memanfaatkannya, masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) binaan DLHK Jateng bisa mengakses melalui https://sikajeng.dlhk.jatengprov.go.id/landing-page.
Nantinya, terang Teguh, KTH dapat dibantu oleh Penyuluh Kehutanan di wilayah setempat. Adapun, proses pengajuan bantuan dilakukan secara digital, tidak lagi menggunakan kertas atau paperless.
“Proses pengajuan kurang lebih dua hari, yang awalnya bisa lebih dari satu minggu,” ujarnya, saat dikonfirmasi Senin (15/7/2024).
Teguh menyebut, bantuan hibah yang bisa diajukan meliputi sarpras ekonomi produktif, peralatan kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, bangunan konservasi sipil teknis, seperti dam penahan, gully plug, sumur resapan, IPAH dan sebagainya. Nantinya, progres permohonan bantuan dan hibah dapat dipantau melalui petugas. Ketika diterima, akan lanjut ke proses selanjutnya, namun, ketika ditolak KTH bisa mengusulkan kembali.
Dijelaskan, pada 2023, pihaknya menerima sekitar 250 proposal. Dari jumlah tersebut, dengan mempertimbangkan kemampuan anggaran, yang disetujui sebanyak 228 usulan.
Teguh menambahkan, proposal melalui SiLebah Emas tetap akan diseleksi dengan mempertimbangkan kemampuan anggaran. Selain itu, hasil verifikasi lapangan terhadap kelompok pengusul, akan dilakukan pemilihan dengan skala prioritas.
“Pengajuan hibah ini gratis, tidak dipungut biaya apa pun,” papar Teguh.
Kepala DLHK Jateng Widi Hartanto mengatakan, SiLebah Emas adalah upaya pemerintah memberikan pelayanan publik yang lebih baik.
“Dengan aplikasi ‘SiLebah Emas’, kami berharap dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat, dalam mengakses bantuan dan hibah yang disediakan oleh pemerintah. Selain itu, ini juga merupakan bentuk komitmen kami untuk memanfaatkan teknologi digital, dalam meningkatkan kinerja dan transparansi pelayanan publik,” ujarnya.
Widi berharap, aplikasi itu dapat menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan. Sekaligus, memastikanproses penyaluran bantuan berjalan dengan lebih transparan dan efisien.
“Kami berharap aplikasi ini dapat menjadi sarana yang efektif bagi masyarakat, untuk mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan, serta mendukung upaya kami dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dan kehutanan di Provinsi Jawa Tengah,” tutup Widi.
Sumber : Humas Pemkab