Rembang-Jatengpers.com-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang berupaya menemukan solusi permanen untuk mengatasi bencana kekeringan. Bantuan droping air bersih dinilai hanya memberikan solusi sementara bagi masyarakat yang terdampak.
Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Rembang, Puji Widodo, menyampaikan bahwa pembangunan cek dam, atau bangunan sederhana untuk pengendalian sedimen, dapat menjadi salah satu solusi untuk mencukupi kebutuhan air pada musim kemarau.
Puji mengungkapkan bahwa fenomena kekeringan yang berulang setiap tahun biasanya hanya ditangani dengan droping air bersih, yang bersifat sementara. Karena itu, ia menilai pembangunan cek dam dapat menjadi langkah strategis untuk menampung air saat musim hujan.
“Karena saat ini ketika hujan, air sungai langsung lewat begitu saja, langsung habis,” kata Puji pada Kamis (11/7).
Beberapa desa di Kabupaten Rembang telah merasakan manfaat dari cek dam dalam mengantisipasi kekeringan. Salah satunya adalah Desa Pranti di Kecamatan Sulang, yang kini bisa lebih lama bertahan tanpa bantuan droping air.
“Pranti yang dulu mulai Juni sudah kekeringan, saat ini baru mengajukan droping air pada bulan September. Itu hasil dari cek dam, yang berdampak pada dua desa, yakni Desa Pranti dan Bogorame karena [sungainya] satu jalur,” ujarnya.
Puji memperkirakan jika cek dam juga dibangun di sungai-sungai lain yang mengalir ke desa-desa, maka jumlah desa yang terdampak kekeringan akan berkurang setiap tahunnya. Saat ini, sebanyak 66 desa di Rembang terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini.
“Itu solusi bagus menurut saya. Karena sekarang sumber air tanah permukaan semakin berkurang,” pungkasnya.
Sumber : Humas Pemakab