Blora-Jatengpers.com-Hasil pembangunan maupun kebijakan yang direalisasikan pemerintah, tidak akan diketahui masyarakat luas, jika tidak dikomunikasikan melalui media.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Statistik Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah (Diskominfo Jateng) Hita Yoga Pratyaksa,SE, M.Kom, mewakili Kepala Diskominfo Provinsi Jawa Tengah, Riena Retnaningrum, S.H saat membuka Bimbingan Teknik Kontributor Berita Daerah website jatengprov.go.id tahun 2024 dengan mengusung tema “Konten Menarik Potensi Dilirik!” di ruang pertemuan Hotel Syariah Sukoharjo, Rabu (19/6/2024) malam.
“Harapannya, ada feedback pula dari kebijakan yang diambil pemerintah,” kata Hita.
Menurutnya, penyampaian informasi kebijakan maupun program pembangunan kepada masyarakat, juga sekaligus mendukung keterbukaan informasi publik, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008.
“Masyarakat mempunyai hak untuk tahu, dan pemerintah memiliki kewajiban memberi akses informasi yang mudah kepada masyarakat,” terangnya.
Bimtek diikuti puluhan kontributor berita daerah jatengprov.go.id dari Kabupaten/Kota se Jawa Tengah, salah satunya dari Dinkominfo Blora.
Dua narasumber dihadirkan untuk menggembleng para kontributor berita daerah itu.
Redaktur senior Suara Merdeka Fahmi Zulkarnain Mardizansyah, pada malam itu, menyampaikan, berita yang sensasional, viral, isu besar atau yang melibatkan orang terkenal, memang menarik perhatian pembacanya. Namun, hal itu tidak akan terangkat jika dipoles dengan biasa-biasa saja.
“Materi begitu besar kalau ditangkapnya sedang-sedang saja, pasti juga akan jadi sedang-sedang saja. Tapi materi kecil, ditangkapnya sedang sampai besar, ditambah sedikit kreativitas, akan menjadi konten menarik,” beber Fahmi.
Mengangkat tema Konten Lokal, Berita Menasional, Fahmi menyebut, dulu orang beranggapan bad news is a good news. Namun, anggapan itu justru akan menarik orang untuk membut berita negatif. Padahal, berita baik pun bisa menjadi sangat baik dan banyak manfaatnya untuk masyarakat.
Menurutnya, membuat berita baik saja tidaklah cukup. Butuh upaya membuat berita lebih menarik dan unik, meski yang ditulis adalah acara seremonial. Keterampilan mengulik data dan informasi penting, memantau situasi di lapangan, jeli memilih angle atau sudut pandang yang berbeda, dengan pemilihan kata yang mudah dimengerti, akan menyita perhatian para pembaca.
“Harus kreatif, bagaimana kita melihat celah pada acara formal. Apalagi, sebagai humasnya pemerintah, semua narasumber Anda itu sudah ‘seksi’. Kepala daerah, kepala dinas, itu semua narasumber yang kami, wartawan, terkadang sulit mencarinya, tapi Anda selalu dekat,” tegas Fahmi.
Untuk pembuat berita, imbuhnya, mesti membaca ulang tulisannya paling tidak sebanyak tiga kali.
Pertama, untuk melihat kesalahan penulisan huruf, kedua, mengarah pada logika berita, dan pembacaan kali ketiga akan membawa pada pengamatan logika kalimat.
Ia mengakui, saat ini konten lokal mulai dilirik dan berpotensi merebut pasar pembacanya. Bahkan, apa yang ditulis kontributor di daerah, bisa menjadi rujukan media nasional. Yang perlu diingat, dalam pemberitaan, penulis tidak dalam konteks melayani kepala daerah atau kepala dinas, tapi tanggung jawab kepada masyarakat. Sebab, berita yang sudah dipublikasikan, akan ditanggapi beragam oleh pembaca.
“Jadi, jangan remehkan berita daerah. Yakinlah, berita daerah bisa menjadi referensi media mainstream nasional. Ubah mindset, perbanyak data dan informasi,” tandasnya.
Sementara itu, pada Bimtek hari kedua, Kamis (20/6/2024), Maulana Muhammad Fahmi, Redaktur Foto Suara Merdeka mengulas Foto Rilis Layak Publish.
“Foto jurnalistik/foto berita adalah hasil karya fotografi yang digunakan untuk kepentingan pers atau penyaluran informasi,” kata Maulana Muhammad Fahmi.
Sehingga foto jurnalistik harus dilengkapi dengan caption atau tulisan keterangan isi foto (unsur 5W1H) agar khalayak bisa memahami konteks peristiwa pa (what), di mana (where), siapa pihak yang terlibat, (Who), mengapapa peristiwa terjadi serta bagaimana proses terjadinya (How).
“Foto jurnalistik merupakan berita visual yang dapat mempengaruhi pembaca. Mengapa? Karena dalam penyampaiannya secara visual mampu memberikan gambaran secara gamblang kepada pembaca terhadap suatu peristiwa yang dikabarkan,” bebernya.
Dijelaskan, foto rilis adalah foto berita yang memberitahukan sebuah informasi baik itu berupa pelaksanaan kegiatan lembaga atau perusahaan, peluncuran produk, peluncuran perusahaan, dan sebagainya.
“Foto rilis berfungsi untuk menciptakan branding/citra baik secara soft selling. Foto rilis yang digunakan untuk publish website/media harus sesuai dengan kaidah jurnalistik,” jelasnya.
Foto rilis layak publish, idealnya mengangkat tema menarik dan terkini, teknik fotografi benar, terdiri beragam angel dan komposisi, memenuhi kaidah jurnalistik (5W1H), ukuran file highres.
“Foto rilis harus mengangkat isu/pesan yang menarik untuk diketahui publik atau edukatif. Mampu menyajikan informasi terkini/up to date,” kata Maulana Muhammad Fahmi.
Sumber : Humas Pemkab